Perancangan mesin pembuat tepung tapioka (tepung singkong atau ketela pohon) ini merupakan
salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna, untuk membantu penduduk yang selama ini masih
menerapkan cara tradisional dalam pembuatan tapioka. Cara tradisional pembuatan tepung tapioka
berdiri dari proses pemarutan ketela pohon yang sudah dikupas, kemudian pemerasan (penggilasan) dan
penyaringan parutan ketela pohon yang sudah dicampur air, untuk mendapatkan tepung tapioka. Pada
cara tradisional, masing-masing proses tersebut dilakukan secara terpisah, dan manual. Dengan mesin
Yang dirancang ini, proses pemarutan ketela pohon yang sudah dikupas, pemerasan (penggilasan) dan
penyaringan parutan ketela pohon untuk mendapatkan tepung tapioka bisa dilakukan dalam satu
rangkaian proses. Dengan mesin yang dirancang ini, waktu proses, yaitu proses pemarutan, pemerasan (penggilasan), dan penyaringan menjadi lebih singkat, bila dibandingkan dengan cara tradisional. Dengan waktu proses yang lebih singkat, laju produksi per satuan waktu menjadi lebih besar.
1. Pendahuluan
Proses pembuatan tepung tapioka secara tradisional terdiri dari tiga tahap yang dilakukan secara terpisah. Tahap pertama adalah proses pemarutan ketela pohon yang sudah dikupas kulitnya, sedangkan tahap kedua dan ketiga adalah proses pemerasan dan penyaringan parutan ketela pohon yang sudah dicampur air, untuk mendapatkan tepung tapioka. Proses pemarutan, proses pemerasan dan penyaringan untuk mendapatkan tepung tapioka dilakukan dengan cara manual,menggunakan tenaga manusia. Selain dengan cara tradisional (yang umumnya dengan cara manual), tahapan pembuatan tepung tapioka juga dapat dilakukan secara mekanik, yaitu dengan bantuan peralatan, baik untuk proses pemarutan maupun proses pemerasan dan penyaringannya. Cara mekanik yang ada, menggunakan dua alat yang terpisah di mana satu alat dipakai untuk proses pemarutan, sedangkan alat yang lain digunakan untuk proses pemerasan dan penyaringan.Untuk meningkatkan efisiensi proses serta kapasitas per satuan waktu, mesin yang dirancang untuk proses pembuatan tepung tapioka secara mekanik diupayakan agar bisa menggabungkan ketiga tahapan proses (pemarutan, pemerasan,serta penyaringan) dalam sebuah peralatan/mesin.Ada beberapa alternatif mekanisme yang bias dipakai, baik untuk tahapan pemarutan maupun tahap pemerasan dan penyaringan.
2. Mekanisme Pemarutan dan Pemerasan
Pemarutan ketela pohon untuk penghasilkantepung tapioka merupakan suatu proses untuk memecahkan dinding sel pada umbi ketela pohon agar butir tepung/pati yang terdapat di dalam ketela pohon tersebut dapat diambil. Setelah proses pemarutan dilakukan, hasil parutan dicampur dengan air kemudian diperas dan disaring. Setelah disaring, campuran yang terdiri dari tepung ketela pohon dan air ini diendapkan. Setelah mengendapdan dipisahkan dari airnya, maka endapan tepung ketela pohon ini kemudian dijemur hingga kering.Proses penjemuran dan pengeringan dilakukan terpisah dan tidak merupakan bagian dari mesin yang dirancang ini.
2.1 Mekanisme Pemarutan
Mekanisme yang umumnya dipakai untuk
proses pemarutan ada dua macam. Pertama adalah menggunakan parut berputar. Pada proses pemarutan ini, ketela pohon yang telah dikupas diparut dengan menggunakan silinder berparut, yang mendesak pada celah dengan jarak tertentu. Silinder berparut diputar dengan menggunakan motor pada kecepatan putar tertentu. Sistem ini dipakaipada proses pemarutan mekanis.
Sedangkan yang kedua menggunakan pemarutmanual atau pemarut tetap. Pada proses pemarutan ini, pemarutan menggunakan plat yang
terbuat dari stainless steel, yang memiliki gigi parut yang berbentuk seperti paku tajam. Gigi parut ini akan menyayat ketela pohon sehingga menjadi butiran/sayatan yang halus. Untuk pemarut manual yang bahannya menggunakan plat stainless steel, gigi parut berasal dari bahan itu sendiri yang disayat, sehingga lembaran yang disayat tersebut berbentuk seperti paku-paku tajam.
2.2 Mekanisme Pemerasan dan Penyaringan
Mekanisme pemerasan dan penyaringan adalah proses pengambilan tepung tapioka dari parutan ketela pohon yang sudah dicampur denganair. Hasil dari proses pemerasan dan penyaringan ini berupa campuran antara air dan tepung tapioka.
Campuran ini kemudian diendapkan. Setelahtepung tapioka mengendap, airnya dipisahkan, dan
endapannya di jemur/dikeringkan.
Mekanisme pertama untuk proses pemerasandan penyaringan menggunakan system ayakan atau saringan. Parutan ketela pohon yang sudah dicampur air diletakkan di atas saringan tersebut,kemudian diperas atau digilas perlahan sehingga campuran tepung tapioka dan air akan jatuh kebawah, terpisah dari ampasnya.
Mekanisme kedua menggunakan system screw,yang terdiri dari sebuah screw yang ada dalam silinder (dinding screw). Screw diputar sehingga mendorong parutan ketela pohon yang dicampur air, yang berada diantara screw dan silinder.Parutan ketela pohon yang dicampur air, masuk dari hopper yang ada di salah satu ujung screw,berpindah bersamaan dengan gerakan screw, dan keluar pada ujung lain dari screw (bagian keluaran).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar